Friday, March 13, 2015

Asuransi Syariah vs. Asuransi Konvensional



Assalamu'alaykum warahmatullahi wabarakatuh :)

Belakangan ini lagi seneng baca-baca tentang asuransi nih, hihi daripada ilmunya disimpen sendiri lebih baik di-share hehe. Tapi, untuk tulisan kali ini topiknya agak dipersempit dulu deh, kita fokus ke perbedaan antara asuransi syariah dan asuransi konvensional mengingat banyak banget masyarakat Indonesia yang belum tahu betul apa perbedaan dari keduanya.

Secara konsep dulu deh, kalau di asuransi syariah itu prinsipnya pake prinsip risk sharing (berbagi risiko). Jadi, dasar yang dipake itu konsep tolong menolong, para peserta asuransi syariah saling menanggung risiko sesama peserta asuransi dengan menyisihkan sebagian dananya untuk iuran kebajikan (dana tabarru'). sedangkan di konvensional prinsipnya risk transfer (pengalihan risiko), risiko dari peserta asuransi dialihkan ke perusahaan asuransi sebagai penanggung risiko.

NOTE ya!! Syariah itu sesama peserta saling menananggung risiko. Konvensional itu risiko peserta dialihkan ke perusahan asuransi. :)

Nah. Selanjutnya, dalam masalah PREMI. Premi adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan peserta asuransi ke perusahaan asuransi. Dalam asuransi syariah, ada dua sistem. Pertama, sistem tabungan, Kedua sistem nontabungan.

Kalau sistem tabungan, si uang premi itu penggunaannya dibagi jadi tiga. premi tabungan, premi tabarru', dan premi biaya. Jadi misalnya kalau kita bayar premi Rp 100.000, itu tuh dibagi lagi, Rp. 50.000 buat tabungan, 30.000 buat dana tabarru, sisanya 20.000 itu fee buat perusahaan.



Jadi,premi tabungan itu maksudnya kita nabung di perusahaan asuransi syariah. Nah, duit tabungan kita yang 50.000 itu bakal dikelola sama perusahaan asuransi buat diinvestasiin. Pastinya investasi yang sesuai syariah yah. Nanti, keuntungan dari investasi itu dibagi hasil sesuai kesepakatan. mau 50:50 artinya 1/2 dari keuntungan buat perusahaan asuransi, dan 1/2 buat kita. Atau 60:40 juga boleh, Pokoknya itu tergantung kesepakatan kita sama si perusahaan asuransi. Pas asuransi berakhir atau tiba-tiba di tengah jalan kita udah ngga sanggup bayar premi, uang ini bakal tetep dibalikin ke kita. Namanya juga tabungan. Kita cuma ngasih amanah doang ke perusahaan asuransi buat ngelola dana kita. Inilah yang menyebabkan asuransi syariah tidak mengenal istilah DANA HANGUS, seperti di konvensional.

Kalau premi tabarru', itu maksudnya dana kebaikan. Jadi kayak infak gitu. Pas, asuransi berakhir, duit ini ngga akan bisa balik lagi. Namanya juga infak. Tapi, asal tau aja, kalau ada klaim, misalnya nih asuransi kecelakaan, kalau ada kecelakaan, dibayarnya pake duit ini, PAKE DUIT INFAK INI. Kecil dong? Ngga lah. Coba bayangin kalo peserta asuransinya ada 2000 orang, pasti total dan infaknya jadi 40 juta. Terus ngga semua orang ngalamin kecelakaan secara bebarengan kan? dan duit 40 juta itu cuma dalam sebulan, pastinya akan nambah gede seiring berjalannya waktu. Iya gak? Nah.. Udah ketangkep belum konsep tolong menolong antarpesertanya? Hehe. Kalau udah, alhamdulillaah deh :)

Nah, kalo premi biaya itu maksudnya fee buat perusahaan. Yaa itung-itung kita ngasih upah ke perusahaan asuransi udah mau ngelola duit kita.

Nah, sistem kedua itu sistem nontabungan. Jadi, dana premi dari peserta selurunya langsung dimasukkan ke dana tabarru' dan fee buat perusahaan. Dana tabarru' bisa diinvestasikan, dan jika terdapat kelebihan dana atau surplus, keuntungan iinvestasi tersebut dapat dibagi antara peserta dan perusahaan.

Kalo premi di konvensional itu adalah sejumlah uang yang harus dibayar peserta asuransi untuk membeli asuransi pada perusahaan yang telah mengambil alih risiko peserta asuransi. Makanya, premi menjadi pendapatan penuh perusahaan. Perusahaan asuransi juga menginvestasikan dana premi yang kita bayar. Tapi, keuntungan dari investasi itu ngga dikasih ke peserta, semuanya buat perusahaan. Jika ada klaim, sumber dananya dari rekening perusahaan.

Tuh, kalau dipikir-pikir perusahaan asuransi syariah itu lebih untung. Kenapa? soalnya dia dapet pendapatan dari fee, dari bagi hasil investasi, dan kalau pesertanya kenapa-kenapa, duit klaimnya diambil dari dana tabarru' yang jelas jelas itu dana banyak orang, bukan dananya dia. Dia ngga ngeluarin apa-apa. 

Di setiap perusahaan asuransi syariah, ada yang namanya DPS. Apa itu DPS? DPS itu kepanjangan dari Dewan Pengawas Syariah, bawahan dari MUI yang mastiin semua sistem di perusahan itu SESUAI SYARIAH. Kalau di asuransi konvensional, ngga ade beginian.

Sayangnya, di Indonesia ini tidak semua orang setuju dengan konsep asuransi. Karena asuransi membicarakan hal yang tidak pasti, maka sebagian orang masih menganggap praktik asuransi ini tidak dibenarkan dalam islam. Ok, next post yah kita bicarain tentang asuransi dalam islam.

Oh iya, tulisan ini bener-bener teoritis banget yah. hehe. Praktik di lapangan dan di perusahaan bisa beda-beda. Bahkan, kepercayaan menggunakan asuransi pun berbeda-beda dan kita ngga bisa maksain kehendak kita agar semua orang setuju sama kita. Hehe. Sekian, ilmu yang bisa saya share.. semoga bermanfaat. :)


Sumber :
Andri Soemitra, M.A. dalam buku Bank dan lembaga Keuangan Syariah Tahun 2009. Penerbit Kencana Prenadamedia Group Jakarta Indonesia.

Gambar from http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2012/02/02/manusia-bumi-menyembah-berhala-namanya-uang-435712.html

#Asuransi #Syariah #konvensional #duit 

8 comments:

  1. Infonya bermanfaat banget Kakaaaaakkk :D

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillaah.. makasih udah baca kakaak :D

    ReplyDelete
  3. Wah asyik banget nih ngejelasinnya. Coba dosen ngejelasinnya kayak gini, dijamin cepet nyambung :D

    ReplyDelete
  4. konsep tolong menolong antar peserta :D kece jugaaa :)

    mampir2 yaaaa ojo lali :D ada yg kece soalnyah :)

    ReplyDelete
  5. hhhmm.. menarik postnya..
    jadi dilihatnya dari 2 hal ya..
    secara keuangan, asuransi syariah ini fine2 aja karena gak mengandung riba atau dengan riba yang minimal (krn ujung2nya kan tetep BI yang merupakan bank konvensional.
    secara aqidah jd kurang bisa diterima krn konsep takdir.. kalau aku denger dari kajian di radio, yang namanya asuransi bener2 gak boleh soalnyah..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyap. Bener banget mbak.. :)

      Memang, secara hukum, masih ada beberapa pendapat ulama yang tidak membolehkan praktik asuransi syariah. Next post saya bahas yah mbak.

      Alhamdulillaah, makasih yaa mbak udah sempet baca :)

      Delete